Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara geografis, Kabupaten Belitung terletak antara 1070 08’ Bujur Timur sampai 1070 58’ Bujur Timur dan 020 30’ Lintang Selatan sampai 030 15’ Lintang Selatan dengan luas daratan seluruhnya 229.369 hektar. Adapun batas wilayah di sebelah Utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan, sebelah Timur oleh Kabupaten Belitung Timur, sebelah Selatan oleh Laut Jawa dan di sebelah Barat oleh Selat Gaspar. Wilayah Kabupaten Belitung terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungpandan yang juga merupakan ibukota kabupaten, Kecamatan Sijuk, Kecamatan Badau, Kecamatan Membalong, dan Kecamatan Selat Nasik.
Kabupaten Belitung juga terbagi atas wilayah desa dan kelurahan. Sampai saat ini, Kabupaten Belitung memiliki 42 Desa dan 7 Kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.Masyarakat Belitung yang bermacam-macam etnis telah sekian lama berbaur dan bisa hidup berdampingan. Keanekaragaman adat istiadat yang ada membuat pulau Belitung begitu kaya akan seni budaya. Masyarakat Belitung pada umumnya terdiri dari berbagai suku seperti melayu, tionghoa, bugis dan berbagai suku lainnya. meskipun didominasi oleh suku melayu, namun demikian untuk perkembangan seni budaya dari masing-masing suku tetap terpelihara dengan baik.
Corak budaya yang dominan di Kabupaten Belitung dan Pulau Belitung pada umumnya adalah budaya Melayu Belitong. Beberapa ekspresi kebudayaan yang khas di Kabupaten Belitung diantaranya: Maras Taun, Nirok Nanggok, Selamat Kampong, Pantun Berebut Lawang, Beripat Beregong, Campak Darat, Dul Mulok, Stambul Fajar, Gambus, Tari Sepen, Hadra, Rudat, dan Tari Zapin Belitong. Kabupaten Belitung memiliki keragaman etnis yang masing-masing memiliki ekspresi kebudayaan yang khas, diantaranya: Suku Sawang/Suku Laut dengan Ritual Muang Jong, Etnis Cina/Tjonghoa dengan Tradisi Sembayang Rebut dan Barongsai, Suku Bugis yang masih memegang erat Tradisi perkawinan Bugis, serta Suku Jawa dengan budaya yang pada mulanya hanya di lingkungan keturunan bangsawan, seperti Tangga Tebu.
Selain budaya Melayu, Belitung juga memiliki Budaya Tionghoa. di Bangka agak sedikit berbeda dengan Tionghoa di Belitung. Orang Tionghoa di Bangka didatangkan pada awal abad ke-18 ketika pertambangan resmi dibuka. Mereka umumnya tidak membawa istri sehingga menikahi penduduk bumiputera, sehingga Tionghoa di Bangka sebagian besar merupakan peranakan yang berbicara Bahasa Hakka yang bercampur Bahasa Melayu. Sebagian besar etnis Tionghoa di Bangka Belitung didominasi Orang Hakka dengan minoritas Orang Minnan (Hokkian). Meski memiliki keberagaman budaya yang berbeda, kedua etnis ini dapat hidup berdampingan dengan damai. Mereka saling menghargai budaya masing-masing, termasuk dalam menjalankan ibadah dan kepercayaannya.
- 9563 reads