TOBOALI -  Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKPUS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Rakhmadi mengajak masyarakat di daerah itu mampu memahami definisi literasi.

Menurut Rakhmadi, pemerintah terkecil di level desa pun harus tahu apa itu literasi. “Kita harus pahami apa itu definisi literasi,” ujar Kepala DKPUS Babel Rakhmadi dalam kegiatan Diskusi antara Bunda Literasi Babel Sri Rahayu Mulya Naziarto bersama Bunda Literasi, Pegiat Literasi dan stakeholder Kabupaten Bangka Selatan di Pendopo Rumah Dinas Sekda Bangka Selatan, Selasa (2/8/2022) sore.

Sebenarnya, Rakhmadi menjelaskan, konsep literasi itu hanya tiga, yaitu membaca, menulis berhitung. “Ketika membaca dia mampu memahami, ketika menulis dia bisa membuat narasi, ketika berhitung pandai mengelompokkan, mengidentifikasi, membuat anggaran,” papar Kepala DKPUS Babel.

“Jadi, harus kita jelaskan ke ibu-ibu di desa, untuk apa sih literasi itu. Jawabannya  yaitu untuk dikomunikasikan. Pemahaman orang literasi itu bersifat ilmiah, terbuka, mau menerima, berdiskusi apa yang terbaik untuk desa kita,” tegas Rakhmadi.

Dari Perpustakaan Nasional, ditambahkan Rakhmadi, jelas menekankan bahwa Literasi adalah untuk mencerdaskan dan menyejahterakan. “Jadi, konsep literasi kita yaitu mencerdaskan dan menyejahterakan,” lanjutnya.

Melalui literasi, sambung Rakhmadi, bagaimana masyarakat bisa menciptakan produk yang bernilai ekonomi tinggi. Dikarenakan adanya perubahan wujud melalui membaca, menulis dan berhitung, dari buku-buku yang ada di perpustakaan setempat.

Pesan literasi ini harus dikomunikasikan. “Apa yang ditargetkan Bunda Literasi akan ada pojok baca di setiap kelas sekolah, desa atau tempat lainya, itu sangat bagus, karena disitulah warna warninya. Pelangi dari generasi harus kita ciptakan,” ungkap Rakhmadi.

Literasi, masih dikatakan Kepala DKPUS Babel Rakhmadi, juga tidak hanya orientasinya kepada yang berbau ekonomi, tetapi juga spiritual keagamaan, seperti adanya majelis taklim, pengajian, silakan mengkaji agama tentunya didukung dengan koleksi buku-buku agama di Perpustakaan setempat.

“Mari kita tinggalkan cara lama, gunakan cara baru, terlebih saat ini kan eranya digitalisasi,” tutup Rakhmadi.