Primary tabs

Pemanfaatan Perpustakaan di Masa Pembelajaran Daring

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Anak-anak sebagai penerus bangsa juga menjadi korban utama Covid-19, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Di masa pandemi ini, pendidikan yang selama ini dilaksanakan secara tatap muka di dalam kelas harus berubah secara tiba-tiba menjadi pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh merupakan pembelajaran instruksional yang diformalkan, dibatasi jarak dan waktu, serta tidak terdapat kontak langsung antara peserta didik dan pendidik sedangkan pendidikan tatap muka (tradisional) merupakan pembelajaran instruksional yang diformalkan, tidak dibatasi jarak dan waktu, serta memerlukan interaksi secara langsung. Perubahan pola pembelajaran yang tiba-tiba tersebut di masa pandemi Covid-19 ini telah menimbulkan berbagai masalah.

Berbagai permasalahan tersebut, yaitu akses internet yang tidak merata, kesenjangan kualifikasi pendidik, kesenjangan kualitas pendidikan di pedesaan dan perkotaan, dan kurangnya keterampilan teknologi informasi dan komunikasi.

Hal itu membuat peserta didik tidak merasakan efek positif dari pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh dirasakan tidak efektif karena umpan balik yang diberikan pendidik sering tertunda, kurangnya motivasi dan pengaturan diri, merasa terisolasi, metode pengajaran yang terasa monoton, dan konten pembelajaran yang buruk9. Selain itu, permasalahan utama yang dirasakan peserta didik selama melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknologi adalah koneksi internet yang tidak lancar. Hal tersebut memberikan pengaruh pada mental peserta didik sehingga mereka lebih memilih pembelajaran tatap muka dibanding pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi.

Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran jarak jauh di samping karena akses internet yang tidak lancar, konten pembelajaran yang digunakan peserta didik sulit di dapat. Internet yang kurang lancar menyebabkan mereka kesulitan mengakses sumber belajar secara daring. Bagaimana dengan perpustakaan? Apa imbasnya dari pandemi ini? Perpustakaan sendiri harus membatasi hingga pada kondisi tertentu menutup layanan tatap mukanya guna ikut berkontribusi dengan pembatasan interaksi sosial. Padahal sebelumnya, perpustakaan sedang gencar-gencarnya menarik pengunjung untuk datang dan tidak melupakan perpustakaan sebagai suatu sumber informasi dan community center. Hal ini tentu membuat perpustakaan bisa saja “makin terlupakan” eksistensinya. Ada satu peran besar yang seharusnya bisa diambil perpustakaan di tengah masa pandemi yang menyulitkan banyak pihak ini. Di saat banyak pihak kehilangan pekerjaan karena efisiensi yang dilakukan di banyak perusahaan, anak-anak usia sekolah yang terpaksa banyak berkegiatan di rumah, perpustakaan bisa masuk ke banyak kalangan tersebut untuk membangun literasi. Literasi tidak melulu diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membaca. Lebih jauh lagi, literasi dianggap sebagai kemampuan seseorang untuk menerima informasi, memahaminya dan kemudian dapat mengaplikasikan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-harinya yang menjadikan nilai tambah pada setiap individu.

Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan diasumsikan masih menjadi sarana utama yang dapat membantu memudahkan peserta didik mendapat sumber-sumber belajar. Meskipun zaman terus berubah dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, perpustakaan tidak kehilangan fungsinya sebagai pusat dan sumber informasi yang paling utama.

Perpustakaan pun telah bergeser perannya dari perpustakaan tradisional menjadi perpustakaan digital. Berbagai sumber belajar disediakan secara cetak maupun online sehingga dengan pelayanan yang diberikan memudahkan peserta didik selaku pemustaka mendapat sumber-sumber belajar tersebut. Perpustakaan sebagai sumber informasi harus mampu bertransformasi menjadi perpustakaan yang ideal dalam mendukung proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh  didukung dengan sumber belajar yang cepat dan mudah diakses di perpustakaan tentu akan memudahkan peserta didik menyelesaikan tugas. Perpustakaan dalam hal ini berfungsi sebagai ujung tombak peningkatan minat baca, sebagai wadah sumber informasi dan sumber belajar.

Perpustakaan umum membuka pintu akses informasi dan pengetahuan kepada warganya dan juga memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam mendukung dan berkontribusi untuk mencapai pembangunan sosial-ekonomi karena perpustakaan menyediakan sumber daya dan layanan informasi yang berorientasi pada akses informasi serta memperluas wawasan masyarakat, membangun literasi informasi dan pertumbuhan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk membina kebiasaan membaca semenjak dini dengan memanfaatkan perpustakaan di rumah karena rumah adalah tempat pertama bagi seorang anak untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik, khususnya kebiasaan membaca melalui kegiatan-kegiatan yang berdampak positif untuk meningkatkan kesadaran minat baca anak, sehingga ia gemar membaca. Meskipun pembelajaran jarak jauh telah dilaksanakan di berbagai negara maju dan berkembang, tidak semua lembaga pendidikan swasta dan umum yang membiasakan diri untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Perpustakaan sekolah maupun perpustakaan keluarga memiliki peranan penting dalam menyediakan koleksi buku-buku dan sumber belajar yang lengkap untuk mendukung proses pembelajaran peserta didik. Peserta didik dituntut untuk dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar dengan adanya bimbingan dari guru sebagai pendidik pembelajaran jarak jauh dan orang tua sebagai pengontrol peserta didik belajar di rumah. Pendidik dan orang tua bekerja sama membantu proses pembelajaran peserta didik. Guru sebagai pendidik pembelajaran jarak jauh memberikan tugas, dukungan, dan umpan balik yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Orang tua terus membina minat baca peserta didik di rumah dengan menyediakan sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan tugas dan kebutuhan anak. Jika perlu, orang tua menyediakan perpustakaan keluarga dan menyedikan ruang belajar khusus bagi anak di rumah. Kerja sama yang baik antara pendidik dan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemik Covid-19 menjadi elemen penting terciptanya pembelajaran yang terstruktur dan terkontrol serta memberi manfaat positif bagi perkembangan kognitif peserta didik. Keberadaan perpustakaan, baik di sekolah dan di rumah didukung dengan kebiasaan membaca yang baik akan semakin mendukung proses pembelajaran yang dilakukan.

 

 

Penulis: 
Anggya Dwie Permatasari, S.I.Pust
Sumber: 
DKPUS Prov. Kep. Babel

Artikel

29/12/2023 | DKPUS Prov. Kep. Babel
21/12/2023 | DKPUS Prov. Kep. Babel
13/12/2023 | DKPUS Prov. Kep. Babel
26/10/2023 | DKPUS Prov. Kep. Babel
05/04/2019 | Runi Alcitra amalia
54,784 kali dilihat
05/12/2022 | Riyad, Pustakawan DKPUS Prov. Kep. Babel
28,543 kali dilihat
03/10/2019 | Runi Alcitra Amalia
19,723 kali dilihat

ArtikelPer Kategori